Posts

Maestro Tari dari Ranahminang

Image
Jalan Tari Ery Mefri  Khatam. Sebuah buku yang telah membuat air mata jatuh ke dalam. Cerita sebuah perjuangan seseorang yang keras kepala, meneroka jalan dengan seni olah gerak tubuh bernama tari. Jalan itu akhirnya membawanya sampai ke seluruh benua. Panggung ke panggung teater tertutup yang ditunggu penonton telah dijejak melalui karyanya. Sebuah capaian yang tidak mudah tentunya.  Pelajaran penting dari setiap buku tentang tokoh adalah daya juang dalam mencapai puncak dari pilihan hidupnya. Begitu juga buku tentang perjalanan kekaryaan seorang Maestro Tari, Ery Mefri ini.    Salam Tubuh Pada Bumi (STPB) ditulis oleh jurnalis senior, mantan Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Padang, Hendra Makmur, mengurai kisah 40 tahun Ery Mefri berkarya. Tidak hanya sosok koreografer saja, tetapi juga diajak berwisata tentang masa lalu kehidupan para seniman, media cetak, kampus, juga panggung ke panggung. Wacana yang sedang aktual pada masa itu juga dikupas.  Saya jadi ingat satu buku

Short Sunday Notes

Always remind students who are lazy to write and speak, not to work in the mass media. The passion of media people is writing and speaking as the main thing. The main support is reading! Actually this profession alone requires passion; writing, speaking and reading, there are also many others. If you are lazy to do all three, stay away from ideals that revolve around these three fields.  More than that, actually if you have reached the college class stage, the above is not a big problem. Now, I see that it is a big problem, not only students but also lecturers, some of whom are only fixated on the old things that are taught. Meanwhile, progress has come a long way. Students are also engrossed in a new world, watching short videos that keep them away from academic intellectual work.  For me, it's a terrible job because they carry parental responsibility. It costs a lot of money. Students nowadays are given motorcycles, laptops, cellphones, enough money in their accounts. They should

RUANG PERCAKAPAN

my twit Berapa groups yang ada di dalam sellulermu? Apakah di atas 25 WhatsApp Group (WAG)? Sudah efektifkah setiap WAG itu sebagai sebuah medium komunikasi kelompok? Pernahkah ketinggalan informasi di WAG karena terlalu sibuk bekerja? Mari kita bahas. #WAG #Crowded WAG seperti jalanan raya yang macet dan seseorang bisa ketinggalan informasi. Harus dipahami, kalau ada anggota WAG tidak bisa mengikuti pembicaraan yang sedang berlangsung, sebab sudah jauh harus scroll. #WAG #Crowded Ada baiknya, langsung ke orangnya, jangan ke WAG. Kalau di WAG, harus ditag ke tujuan, karena belum tentu yang dituju sedang ada waktu baca. WAG adalah jalan raya. #WAG #Crowded Informasi di ruang percakapan WAG adalah kecepatan yang tak mungkin dikejar oleh manusia-manusia sibuk. Maka jangan pernah menyangka orang bisa ada waktu untuk aktif di WAG. Kita harus tahu, begitu banyak perbedaan. #WAG #Crowded

my twit

social media dan ruang percakapan bukanlah saluran resmi dalam komunikasi organisasi, kecuali ada disclaimer, karenanya menyampaikan hal-hal resmi semestinya tidak melalui ruang percakapan tetapi melalui surat resmi tercatat. ini juga termasuk jika nanti ada persoalan hukum dan peraturan yang berlaku. #kultumsabtu  sungguhpun begitu, social media dan ruang percakapan telah membantu kelancaran informasi yang membutuhkan kecepatan. hanya saja, kecepatan yang luar biasa tidak bisa diandalkan untuk kekompakan. #kultumsabtu  galib terjadi dalam perspektif komunikasi, konflik terjadi diawali dengan miskomunikasi, malkomunikasi, diskomunikasi dalam percakapan kelompok. salah satu trigger, kecepatan pengiriman pesan tidak diiringi kecepatan penalaran penerima. #kultumsabtu  belum lagi soal isi pesan, yang mungkin saja dibangun atas maksud dengan sengaja sebagai peluru, atau tidak sengaja namun kemampuan kebahasaan membangun kekeliruan. #kultumsabtu kecerdasan teknologi di atas kecepatan buda

Catatan Lebaran 1443 H

Image
Akhirnya kembali ke laptop. Menulis lagi. Menulis apa saja yang ada. Sebab kata-kata adalah angin yang tak berbatas. Uang buat lebaranlah yang selalu terbatas. Hahaha. Kecuali bagi orang kaya raya. Ya, 'kan?  Lebaran 1443 H, hari raya yang datang setelah dua tahun dikacaukan oleh pandemi. Sebuah tikungan sejarah ummat manusia menghadapi ketakutan. Jutaan tewas karenanya sebagai korban. Sekejap menjadi catatan sejarah, dilupakan. Kegembiraan di hari kemenangan menguburkan di hati, orang-orang tercinta telah pergi selamanya. 

Strategi Citra Positif

 Membangun Citra Positif Polri Sebuah Strategi Menguasai  Media Massa & Media Sosial   ABDULLAH KHUSAIRI  Makalah ini dihidangkan  dalam Diskusi Terbatas dengan Kabid Humas Polda Sumbar Januari 2016 Bukalah situs Youtube.com, domain penyedia sarana siaran video gratis di internet dengan key word “Polantas”, akan ditemukan beberapa video yang mungkin saja mengagetkan. Umumnya video tentang Polisi Lalu Lintas (Polantas) yang direkam entah oleh siapa, lalu diunggah sehingga setiap orang bisa menonton, setiap waktu, dimana saja. Konten tontonan itu sungguh membuat citra baik polisi tercoreng. Karena ada oknum-oknum Polantas yang nakal memermainkan hukum di lapangan.  Tentu saja tindakan ini tidak bisa terjadi sepihak saja. Ada dua pihak, antara oknum Polantas dan anggota masyarakat. Mereka bernegoisasi dan akhirnya melanggar hukum yang sudah disepakati. Tilang tak jadi, urusan selesai setelah negoisasi saling menguntungkan terjadi. 

CATATAN KULIAH TUA

Image
DITEMUKAN: Selembar catatan kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi bersama Dra. Hj. Meiliarni Rusli, tertanggal 7 Maret 1996, ditemukan. Sudah berumur 17 tahun, 1 bulan, 13 hari, pada hari ini. Pada catatan tersebut tertulis, "menguasai media massa", "komunikasi itu seperti jarum suntik." Ini tampak catatan pertemuan pertama yang ditandai dengan menulis topik inti dari kuliah yang akan dilaksanakan semester tersebut. Pada semester ini, diperkenalkan teori jarum hypodermic dalam komunikasi massa bersama teori-teori lainnya.